By Suryo, SOLARENERGI.ID – Solar PV menyumbang 3,1% dari pembangkit listrik global, dan tetap menjadi teknologi listrik terbarukan terbesar ketiga di belakang tenaga air dan angin darat setelah menyalip bioenergi pada tahun 2019
Rekor pertumbuhan pembangkit listrik pada tahun 2020 didorong oleh ledakan investasi yang dipimpin oleh pengembang yang bergegas memanfaatkan skema dukungan yang akan berakhir di Cina, Amerika Serikat, dan Vietnam.
China sendiri bertanggung jawab atas 75% dari peningkatan instalasi PV surya tahunan dari 2019 hingga 2020, karena proyek yang dikontrak di bawah skema Feet In Tariff (FIT) China sebelumnya, dan yang diberikan dalam lelang kompetitif pusat atau provinsi sebelumnya, harus terhubung ke jaringan pada akhir. tahun 2020.
Di Amerika Serikat, pengembang bergegas menyelesaikan proyek mereka sebelum berakhirnya kredit pajak produksi, meskipun diperpanjang satu tahun lagi pada Desember 2020.
Kabar baiknya seiring dengan berjalannya waktu dan upaya untuk mengurangi emisi gas karbon dioksida ke atmosfer, telah membawa perubahan positif bagi industry komponen utama konversi energi matahari menjadi energi listrik.
Selama lima tahun terakhir, panel surya atap semakin menjadi lebih efisien dan terjangkau, perbaikan ini tidak lepas dari tim R&D produsen PV, inverter dan battery, ini berarti akan memberikan lebih banyak manfaat bagi pelanggan.
Menurut Asosiasi Industri Energi Surya, harga solar global khususnya di Amerika, Cina, Eropa, Jepang, India, Vietnam dan Korea telah turun 55 persen selama lima tahun terakhir. Sebagai gambaran dalam dekade terakhir, biaya kotor rata-rata untuk solar-pv rooftop rumah standar 6 kWp telah menurun dari $52.92 menjadi $20.160, sementara di California pada tahun 2021 sekitar $2,73 per Watt peak.
Hal ini didukung dengan panel surya di untuk rumah menjadi semakin lebih efisien, meski dibilang harganya masih tinggi namun sudah ada pelanggan bisa menjangkau dan ini menjadi langkah kedepan dalam peningkatan bauran energi global.
Bila dibanding tahun 2013 penurunan harga solar-pv rooftop hingga akhir 2020 mencapai 50% lebih.
Kemajuan teknologi bertanggung jawab atas sistem fotovoltaik (PV) surya yang lebih presisi,efisien, aman dan lebih andal. Bila menenggok 5 tahun lalu sekitar tahun 2015, panel surya paling efisien dipasaran memiliki efisiensi sekitar 17,8 persen.
Sejak 2020, panel surya dipasaran memiliki efisiensi berkisar 20-23 persen, terkait berat per lembar untuk panel surya kapasitas 450 Wp berkisar 23 kg, dengan luasan berkisar 2 meter persegi.
Dengan begitu tidak a kan berpengaruh pada biaya struktur rangka penopang dan berkurangnya luasan area yang akan dipasang panel surya, belum lagi kemudahan dari segi pemasangan karena telah disiapkan dalam bentuk soket untuk menghubungkan satu panel dengan panel yang lain sehingga mempercepat waktu instalasi.
Meskipun harga solar-pv rooftop turun di tahun 2020 , namun pada tahun 2021 mengalami sedikit kenaikan dan itu tergantung pada berbagai faktor, termasuk lokasi,jenis panel surya, produsen pv dan inverter,” kata Josefin Berg, manajer riset clean energy technology at IHS Markit, seperti yang dikutip dari laman cleanenergynews.ihsmarkit.com
Kenaikan harga tersebut dipicu oleh kenaikan bahan baku modul lainnya seperti kaca surya, baja, inverter, termasuk bahan semikonduktor dan meningkatnya permintaan akibat dari pengumuman komitmen emisi karbon 2030-2060. Dan mengharapkan industri solar-pv, inverter dan battery di China dapat mencapai tonggak sejarah baru menuju transisi energi dan perpindahan sumber energi fossil sekaligus dapat memenuhi tujuan masa depan karbon bersih dalam empat dekade ke depan.