By, Zuchri,SOLARENERGI.ID JAKARTA, 21 Oktober 2021 – PT Agra Surya Energy, perusahaan penyedia energi surya berkantor di Jakarta, menilai bahwa peluang investasi energi surya (solar energy) di Indonesia sangat besar yaitu mencapai 207 gigawatt (GW) berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Managing Director Agra Surya Harvey Tjokro menjelskan bahwa potensi surya yang sangat melimpah di Tanah Air itu belum dimanfaatkan secara optimal sehingga realisasinya masih rendah ”.
Dia berharap agar ke depan bisnis energi surya semakin besar dan meningkat pesat seiring dengan kecenderungan global dalam menuju transisi energi. Selain itu, lanjutnya, Pemerintah Indonesia berkomitmen dalam mendukung perkembangan energi terbarukan, khususnya energi surya.
Harvey menjelaskan, perkembangan teknologi energi surya yang terus berkembang telah menciptkan harganya menjadi semakin kompetitif. Investasi energi surya yang semakin kompetitif juga menjadi faktor penting bagi berkembangnya bisnis energi surya di Indonesia.
Pada 14 September 2021, Agra Surya menandatangani kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
Harvey memaparkan bahwa energi surya di Indonesia menjadi masa depan ketahanan energi nasional dengan potensi mencapai 47,13% dari total potensi energi baru terbarukan di Indonesia sebesar 443 GW.
“ Ini merupakan wakeup call untuk seluruh stakeholder guna turut berkontribusi dalam mempercepat pencapaian bauran energi sebesar 23% sesuai komitmen Bapak Presiden Jokowi di Paris Agreement, ” ujar Harvey kepada Solarenergi, Senin (27 September 2021).
Menurutnya, dengan tercapainya bauran energi, Levelized Cost of Energy (LCOE) bagi pengguna energi di Indonesia akan menjadi lebih kompetitif untuk menyongsong era perdagangan global.
Dia menegaskan bahwa tren harga teknologi surya terus menurun dan saat ini harga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sudah sangat terjangkau dibandingkan dengan sumber energi lainnya. “Dengan competitiveness ini, BEP [break event point] dalam investasi energi surya menjadi semakin menguntungkan dengan jangka waktu pengembalian modal yang semakin singkat.”
Harvey menuturkan bahwa Agra Surya telah mendapatkan komitmen dari konsorsium nasional dan internasional untuk membangun PLTS sebesar 2 GW yang akan dimulai pada tahun ini di berbagai industri swasta nasional, perusahaan BUMN, perusahaan asing, universitas, rumah sakit, retail, dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).
Menurutnya, target Agra Surya tersebut sebagai bentuk dukungan pemerintah dalam mewujudkan bauran energi bersih sebesar 23% pada 2025. Agra Surya Energy menandatangani kontrak kerja sama pembangunan PLTS berkapasitas 100 MW untuk PT Widodo Makmur Perkasa, yang merupakan perusahaan swasta nasional yang memproduksi bahan pangan dan makanan olahan berbahan daging sapi dan daging ayam yang terbesar di Indonesia.
PT Agra Surya Energy akan memulai pembangunan PLTS ini pada 2021 dengan nilai investasi mencapai Rp 900 miliar. Pembangunan PLTS ini berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 126.000 ton CO2 per tahun, memberikan efesiensi secara signifikan terhadap biaya produksi, dan operasional perusahaan.