News

Aramco Nilai Industri Energi Terbarukan Belum Siap Penuhi Permintaan Global 

25
×

Aramco Nilai Industri Energi Terbarukan Belum Siap Penuhi Permintaan Global 

Sebarkan artikel ini
Aramco, industri, energi terbarukan, energi, global, internasional, listrik, Amin Nasser, energi fosil
Teknisi PLTS melakukan inspeksi atas kondisi panel surya sebagai bagiandari tugas O&M Solar PV, sumber youtube

SOLARENERGI.ID – Industri energi terbarukan belum siap menanggung permintaan energi global yang berat saat ini. “Kami sedang mengerjakan banyak proyek energi dan energi bersih sebagai sebuah perusahaan sebagai bagian dari transisi ke energi terbarukan, bahan bakar elektronik, hidrogen, dan sebagainya,” ungkap Amin Nasser, CEO Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, Selasa (17/10/2023).

“Namun pada saat yang sama, kami tidak berpikir – atau percaya – bahwa energi terbarukan belum siap memikul beban berat dari permintaan global yang kita lihat saat ini,” kata Nasser di hadapan hadirin di Forum Intelijen Energi di London.

Bos perusahaan minyak milik negara Arab Saudi mengatakan bahwa permintaan minyak mentah masih kuat – pada bulan Juni mencapai rekor tertinggi sebesar 103 juta barel per hari (bph). “Hal ini terjadi di tengah tantangan ekonomi dan Tiongkok belum sepenuhnya mencapai [pesanan minyak] … dan industri penerbangan juga masih terus tumbuh hingga 90-95% dari tingkat sebelum COVID,” Nasser ditambahkan. Pembukaan kembali Tiongkok yang lambat dan pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona membuat permintaan dari pembeli minyak terbesar di dunia ini lebih lemah dari perkiraan para analis.

Meskipun energi terbarukan berkontribusi terhadap peningkatan proporsi bauran energi, penambahan kapasitas energi terbarukan setiap tahunnya harus meningkat tiga kali lipat dari tingkat saat ini pada tahun 2030 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri, Badan Energi Terbarukan Internasional (International Renewable Energy Agency) mengatakan pada bulan Maret.

Dalam hal permintaan minyak global, dua lembaga terkemuka sangat berbeda pendapat. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan minyak global akan mencapai puncaknya sebelum tahun 2030. Sementara itu, para anggota OPEC tidak setuju dengan hal ini dan mengatakan bahwa target ini menghadirkan risiko yang “berbahaya” terhadap keamanan energi global dan proyeksi permintaan minyak diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2040 yaitu sekitar 109,3 barel per hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *