By : Suryo, SOLARENERGI.ID – Didalam kondisi teknologi yang semakin membaik semenjak industry 3G hingga 5G mendorong kebutuhan akan battery meningkat sangat cepat karena tidak hanya dibutuhkan sebagai penyimpan energi listrik untuk smartphone, tablet dan personal computer namun kebutuhan akan daya listrik yang lebih pada peralatan electronic dapat dipenuhi dengan hadirnya bettery jenis lithium baik yang kathodanya berupakan campuran dari mangan nickel dan cobalt atau yang lain, setidaknya hadirnya battery jenis lithium membawa perubahan yang luar biasa dalam pengembangan kendaraan listrik dan panel surya .
Teknologi baterai mobil listrik
Baterai kendaraan listrik yang biasa disebut dengan Baterai EV dalam proses kerja penyimpanan energinya mengalami siklus ‘ pengosongan ‘ yang terjadi saat mengemudi dan ‘ mengisi daya ‘ saat mobil dicolokkan ke sumber listrik jaringan tengangan rendah. Mengulangi proses ini dari waktu ke waktu memengaruhi jumlah pengisian daya yang dapat ditampung baterai, ini mengurangi jangkauan dan waktu yang dibutuhkan antara setiap perjalanan untuk mengisi daya. Sebagian besar produsen memiliki garansi lima hingga delapan tahun untuk baterai EV. Namun seiring dengan kemajuan teknologi baterai maka saat ini baterai EV diprediksi akan bertahan 10 – 20 tahun sebelum perlu diganti.
Cara kerja baterai dan motor listrik mobil ternyata sangat sederhana – baterai terhubung ke satu atau lebih motor listrik, yang menggerakkan roda. Saat pengemudi menginjak pedal gas maka mobil langsung memberi daya ke motor listrik yang secara bertahap menghabiskan energilistrik yang tersimpan di baterai.
Meski motor listrik dapat bekerja sebagai generator, jadi ketika pengemudi melepaskan atau mengurangi injakan pedal gas, mobil mulai melambat dengan mengubah gerakan majunya kembali menjadi listrik – ini terjadi lebih kuat jika pengemudi menginjak rem. Pengereman regeneratif ini memulihkan energi yang seharusnya hilang, menyimpannya di baterai lagi dan dengan demikian meningkatkan jangkauan mobil listrik. Pada umumnya kendaraan listrik menggunakan baterai jenis Lithium ion (Li-ion).
Baterai mobil listrik lithium-ion
Baterai Lithium-ion (Li-ion) adalah jenis baterai isi ulang yang digunakan pada kendaraan listrik dan sejumlah peralatan listrik/elektronik portabel.Baterai Lithium-ion ini memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi daripada baterai isi ulang timbal-asam atau nikel-kadmium biasa, yang berarti bahwa produsen baterai dapat menghemat ruang, mengurangi ukuran keseluruhan kemasan baterai. Lithium juga yang paling ringan dari semua logam, namun, baterai lithium-ion (Li-ion) tidak mengandung logam lithium karena mengandung ion. Bagi yang belum memahami secara detail dari baterai, pasti bertanya-tanya apa itu ion.Ion merupakan atom atau molekul dengan muatan listrik yang disebabkan oleh kehilangan atau perolehan satu atau lebih elektron. Baterai lithium-ion juga lebih aman daripada banyak alternatif dan produsen baterai harus memastikan bahwa langkah-langkah keamanan diterapkan untuk melindungi konsumen jika terjadi kegagalan baterai. Misalnya, produsen melengkapi kendaraan listrik dengan perlindungan pengisian daya untuk melindungi baterai selama sesi pengisian cepat berulang dalam waktu singkat.
Setelah baterai EV kehilangan kapasitasnya untuk memberi daya pada kendaraan, baterai tersebut dapat digunakan untuk memberi daya pada rumah atau bangunan dengan berkontribusi pada sistem penyimpanan baterai. Sistem penyimpanan energi baterai menyimpan energi dari baterai yang dapat digunakan ketika dibutuhkan pada waktunya (dilain waktu). Jika baterai tersebut digunakan untuk mengalirkan daya pada peralatan listrik yang dirumah, maka rumah tersebut mendapatkan energi terbarukan seperti angin atau matahari, begitu pula apabila pemilik baterai EV tersebut memiliki hunian yang atap nya terpasang dengan solar panel maka ketika panel surya memproduksi listrik, tentunya energi listrik yang dihasllkan oleh panel surya juga dapat digunakan untuk mengisi baterai EV dan setelah muatan di baterai EV penuh dapat digunakan sepanjang malam saat sinar matahari berkurang.
Atau bahkan di siang hari energi yang dihasilkan panel surya dapat dilairkan ke jaringan tengan rendah melalui system on-grid sehingga dapat menggurangi sejumalh energi listrik yang dihasilkan oleh jaringan sehingga akan mendapatkan pengurangan tagihan listrik di pemilik panel surya yang terhubung secara on-grid. Baterai pada mobil listrik adalah teknologi yang terbukti dapat bertahan selama bertahun-tahun. Bahkan, pabrikan EV menjaminnya. Nissan menjamin bahwa baterai mobil listriknya akan bertahan delapan tahun atau 160.934 km begitu juga yang ditawarkan oleh Tesla. Masing-masing dari apa yang disebut siklus pengisian daya ini diperhitungkan terhadap masa pakai baterai: setelah mungkin 500 siklus penuh, baterai ponsel lithium-ion mulai kehilangan sebagian besar kapasitasnya saat baru, jadi produsen EV berusaha keras untuk membuat baterai mobil listrik bertahan lebih lama.
Dalam EV, baterai ‘disangga’, artinya pengemudi tidak dapat menggunakan daya penuh yang mereka simpan karena dapat mengurangi jumlah siklus yang dilalui baterai. Bersama-sama dengan teknik lain seperti sistem pendingin yang cerdas, ini berarti bahwa baterai mobil listrik akan memberikan masa pakai yang bebas masalah selama bertahun-tahun. Bahkan, untuk mempertahankan masa pakai baterai kendaraan listrik, pabrikan memastikan bahwa ada kapasitas cadangan tambahan untuk mengkompensasi degradasi dari waktu ke waktu. Jadi seiring bertambahnya usia kendaraan listrik dan siklus baterai, kapasitas cadangan tambahan habis. Hal ini memungkinkan jangkauan kendaraan tetap sama sepanjang masa pakai baterai. Setelah kapasitas baterai turun di bawah 80%, pengemudi mungkin mulai memperhatikan penurunan jangkauan dan kinerja baterai.