By Citra, SOLARENERGI.ID – Transportasi jalan raya merupakan salah satu penyumbang emisi gas karbon dioksida secara global, untuk itu pemerintah perlu segera mengakselerasi strategi dalam mewujudkan net zero emission pada tahun 2060 meskipun dilakukan secara bertahap agar program nol karbon dapat dicapai lebih cepat. Salah satunya dengan program konversi motor bahan bakar minyak (BBM) ke motor listrik dengan target sebanyak 1.000 unit di tahun 2022.
Bila program ini dijalankan dengan baik akan menekan emisi dan biaya energi. “Saya sudah hitung kira-kira biaya energinya itu hanya sepersepuluh dari biaya sekarang. Misalnya kita mengeluarkan uang untuk beli BBM Rp10.000, nanti bisa Rp1.000 saja,” ujar Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE).
Pada acara Youth Movement for G20 Energy Transition, yang diselenggarakan di Jakarta Selasa (8/2), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) telah menandatangani MoU dengan Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah di Kementerian Koperasi dan UMK.
Dengan ruang lingkup MoU meliputi koordinasi dan sinergi tugas dan fungsi, pertukaran data dan informasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia usaha kecil dan menengah, pemberdayaan dan pembinaan usaha kecil dan menengah, dan kegiatan lainnya sesuai kesepakatan.
Nantinya, Kementerian ESDM akan membina para pelaku UKM untuk mengkonversi menjadi motor listrik. Pada tahun 2021, Kementerian ESDM telah menyelesaikan 100 unit konversi motor roda dua BBM milik Kementerian ESDM menjadi motor listrik, seperti dikutip dari laman esdm.go.id.
Langkah ini sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden nomor 55 tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik. Kementerian ESDM sendiri menargetkan 13 juta unit kendaraan bermotor menjadi motor listrik hingga 2030. Di mana separuhnya berasal dari motor baru dan dari hasil konversi.
Kementerian ESDM sendiri akan memfasilitasi masyarakat yang ingin mengubah mesin kendaraan motor pembakaran internal (bbm) menjadi motor listrik.
Apalagi Badan Penelitian dan Balitbang Kementerian ESDM saat ini sudah memiliki blueprint soal konversi motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik. “Kalau tertarik bisa saya fasilitasi bagaimana mengonversi motor fosil ke listrik, kebetulan di Balitbang (ESDM) punya blueprint,” jelas Dadan.
Demi mempercepat penerapan kendaraan listrik untuk tranportasi sebagai rencana aksi transisi energi, Kementerian ESDM tengah mendorong pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Upaya ini dilakukan dengan melakukan kerja sama berupa Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Dirjen EBTKE dan Deputi Bidang Usaha Kecil Menegah Kementrian Koperasi dan UKM tentang ”Sinergi Transformasi Menuju Energi Baru, Terbarukan, dan Penerapan Konservasi Energi Pada Usaha Kecil dan Menegah” di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta
Untuk membangun ekosistem konversi motor listrik, terdapat dua hal yang menjadi sorotan pemerintah. “Kita ingin membangun bengkel dan industri yang kompenen dibidang motor listrik yang diharapkan kedepan bisa menjadi salah satu startup energi,” tutup Dadan.