By Suryo, SOLARENERGI.ID – Tenaga listrik merupakan kebutuhan vital untuk berbagai kebutuhan dalam mendorong pertumbuhan industri, komersial, dan domestik karena dengan ketersedian listrik yang cukup akan menjadi daya tarik dan minat untuk berinvestasi sehingga mampu meningkatkan produk industri sehingga mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
Hanya dalam satu dasa warsa ini sumber energi listrik yang digunakan dituntut harus bersumber dari energi baru dan terbarukan agar dapat mencegah bertambahnya emisi gas karbon dioksida. Sehingga teknologi dengan menggunakan bahan bakar fosil sudah mulai dikurangi dan pada suatu saat nantinya akan ditinggalkan guna mencegah peningkatan suhu bumi seperti yang telah disepakati oleh pemimpin dunia dalam KTT G20 di Glosgow pada Oktober 2021.
Dalam perkembangan terakhir ini bentuk lain dari pembangkit listrik seperti tenaga surya dan tenaga angin menjadi populer karena sifat terbarukan dari sumber energi utama.
Cara populer untuk menyediakan listrik yang diambil dari energi matahari adalah dengan mendirikan pembangkit listrik tenaga surya komersial seperti yang diterapkan di semua negara terutama di China, Amerika, negara-negara di Eropa dan Asia termasuk di Indonesia.
Pengoperasian pembangkit listrik tenaga surya pada umumnya dimulai dari panel surya yang menerima energi matahari yang diubah menjadi tenaga listrik arus searah (DC) oleh efek fotovoltaik (PV) yang dihasilkan oleh sel-sel PV di panel surya.
Tenaga listrik DC ini dialirkan ke stasiun baterai atau battery energy storage system yang menyimpan energi. Daya DC ini diubah menjadi daya AC dengan menggunakan inverter dan output AC dari inverter memberi makan listrik dari mana berbagai aplikasi menarik daya listrik.