By Surya- SOLARENERGI.ID, Nikel adalah logam putih keperakan yang sering digunakan untuk memperkuat campuran logam, terutama baja tahan karat, agar tahan terhadap lingkungan korosif dan suhu ekstrem. Sifat unik nikel ditemukan pada tahun 1751 oleh ahli kimia dan mineralogi Swedia Baron Axel Fredrik Cronstedt. Campuran nikel, seperti baja tahan karat, tidak menyebabkan masalah kesehatan, meskipun beberapa individu sensitif terhadap senyawa nikel. Endapan nikel berkembang ketika magma dengan silika rendah dan magnesium tinggi jenuh dalam belerang setelah bereaksi dengan batuan di kerak bumi.
Meskipun senyawa ini adalah unsur kelima yang paling melimpah di Bumi, sebagian besar nikel terletak 1.800 mil di bawah permukaan bumi. Bijih nikel yang dapat diakses dibawa lebih dekat ke permukaan dalam dua jenis endapan bijih: endapan sulfida magmatik, sering ditemukan di Sudbury, Kanada dan Norilsk, Rusia; atau endapan laterit, banyak ditemukan di Indonesia, Kaledonia Baru, dan Kuba.
Empat Produsen Utama Nikel
Indonesia
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, dengan produksi tahunan sekitar 400.000 metrik ton. Pada tahun 2014, negara tersebut melarang ekspor senyawa tersebut, dan produksinya turun menjadi kurang dari 100.000 metrik ton. Akibatnya, Indonesia kehilangan posisinya sebagai produsen terbesar dunia. Pada tahun 2017, negara tersebut melonggarkan larangan bijih berkadar rendah dalam upaya untuk meningkatkan ekonominya. Perusahaan pertambangan diperbolehkan mengekspor maksimal 5,2 juta ton bijih per tahun.
Filipina
Filipina telah mempertahankan posisinya sebagai produsen dan eksportir bijih nikel utama selama kurang lebih satu dekade. Pada tahun 2016, negara ini memproduksi sekitar 347.000 metrik ton, tetapi produksinya telah turun menjadi sekitar 230.000 metrik ton. Penurunan tersebut secara langsung dikaitkan dengan penutupan 23 tambang oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam. Produksi tidak akan meningkat dalam waktu dekat, karena pemerintah berusaha untuk mengekang tambang terbuka di Filipina.
Kanada
Kanada adalah produsen nikel terbesar di luar Asia. Negara ini memproduksi 210.000 metrik ton nikel per tahun. Secara khusus, Sudbury Basin menghasilkan sekitar 65.000 metrik ton senyawa. Vale Canada, anak perusahaan dari perusahaan logam dan pertambangan Brasil, Vale S.A., yang merupakan perusahaan pertambangan nikel terbesar di dunia, dan Glencore, adalah perusahaan pertambangan nikel terbesar di Kanada.
Prancis
Kaledonia Baru yang merupakan kolektivitas khusus Prancis, menghasilkan jumlah nikel yang sama dengan Kanada. Produksi telah meningkat selama setengah dekade terakhir, dan jika tren ini berlanjut, Kaledonia Baru kemungkinan akan melampaui Kanada. Secara historis, Kaledonia Baru telah menolak penjualan bijih nikel ke China, tetapi pada tahun 2016 pemerintah mengizinkan penjualan lebih dari 2 juta ton bijih nikel ke China.
Nikel bukanlah sumber daya yang semahal emas atau berlian, tetapi merupakan ekspor utama bagi beberapa negara pengasil battery penyimpan energi bersih, tablet, smartphone, dan kendaraan listrik. Selain 4 negara tersebut masih 6 negara penghasil nikel tersebsar di dunia yaitu : Australia, Rusia, Brasil, China, Guatemala, dan Cuba. Dalam 2 dekade kedepan diprediksi permintaan kebutuhan nikel akan semakin meningkat, hal ini dikarenaka konsumsi kendaraan listrik dan storage battery untuk solar PV dan wind energy.