By Suryo, SOLARENERGI.ID Norwegia sebagai negara di Eropa Utara, secara geografis perbatasan dengan Swedia, Finlandia dan Rusia di sisi timur, dan garis pantai yang luas menghadap Samudra Atlantik Utara di sisi barat. Dengan jumlah penduduk sekitar 5,2 juta orang dengan daerah yang sangat indah bahkan PBB mendaftarkan Norwegia sebagai negara terbaik untuk ditinggali salah satu kriteria pertimbangkan berkontribusi paling besar terhadap PDB dunia dari 165 negara.
Mengutip laman en-former.com, bahwa dari kondisi geografis yang mempunyai sumber daya air yang sangat berlimpah sehingga kebutuhan listrik Norwegia hampir 95 % diproduksi dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan kapasitas terpasang pada tahun 2020 mencapai 33 GW dengan jumlah pembangkit sekitar 1.681 unit PLTA.
“Pada kondisi normal energi listrik yang diproduksi sekitar 136,4 Twh per tahun dan karena surplus energi terbarukan maka Norwegia mampu mengekspor energi listrik sekitar 14 TWh [ pada tahun 2020.”
Norwegia adalah bagian dari sistem antar-Nordik yang terhubung interkoneksi ke beberapa negara tetangga yang meliputi Swedia, Finlandia, dan Denmark Timur. Sistem antar-Nordik memiliki interkoneksi arus searah dengan Denmark Barat dan ke Jerman, Polandia dan Lituania melalui Swedia, serta dari Norwegia ke Belanda dan dari Finlandia ke Estonia dan Rusia.
Namun, operator sistem transmisi Norwegia Statnett, bekerja sama dengan perusahaan jaringan Belanda TenneT, pada bulan Desember 2020 telah menyelesaikan NordLink, yang merupakan kabel bawah laut dengan kapasitas 1.400 MW.Untuk pertama kalinya menghubungkan pasar listrik Norwegia dan Jerman secara langsung dengan panjang jaringan lebih dari 500 km .
Selain itu, North Sea Link yang berjarak sekitar 720 km dengan kapasitas 1.400 MW akan menghubungkan pasar Norwegia dan Inggris. Penyelesaian apa yang akan menjadi interkonektor bawah laut terpanjang di dunia diharapkan beroperasi pada akhir tahun 2021. Secara keseluruhan, kapasitas interkonektor antara sistem tenaga Nordik dan sistem lainnya diperkirakan akan meningkat lebih dari 50% pada tahun 2025. Norwegia juga menganut mobilitas listrik tidak seperti negara lain.
Menurut Asosiasi Kendaraan Listrik Norwegia, pada tahun 2020 sekitar 54% dari pasar mobil penumpang di negara tersebut sepenuhnya listrik. Meningkatkan kapasitas pembangkitan dalam sistem dengan surplus energi terbarukan yang ada dan penyimpanan yang cukup mendukung transisi energi di dalam negeri dan meningkatkan ekspor energi listrik bersih yang berkelanjutan, sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan baru untuk menggantikan penurunan pendapatan dari sektor penjualan minyak dan gas untuk jangka panjang karena dunia mengharapkan pengurangan konsumsi minyak. Ini sangat menguntungkan karena listrik Norwegia yang murah dan berkelanjutan mengalir ke pasar Eropa lainnya yang lebih bergantung pada batu bara dan gas untuk pembangkit listrik.
Interkonektor juga memperkuat keamanan pasokan listrik karena ekonomi transisi meningkatkan ketergantungan mereka pada energi yang disalurkan melalui kabel.Jaringan listrik harus mampu mengatasi variabilitas produksi dan konsumsi jangka pendek dan jangka panjang untuk memastikan bahwa pasokan listrik tetap terjaga. Sistem jaringan dirancang untuk menangani pada saat beban puncak (konsumsi listrik tinggi) secara umum terjadi pada musim dingin dan memungkinkan untuk impor energi listrik dalam selama musim kering sehingga membawa dampak PLTA tidak mampu berproduksi maksimal. Selain itu, jaringan harus memiliki kapasitas yang cukup untuk mengalirkan energi listrik keluar dari sistem kelistrikan Norwegia ketika konsumsi rendah dan produksi tinggi.
Variasi yang luas dalam produksi dan konsumsi energi listrik keperluan Norwegia mengharuskan adanya kapasitas transmisi (sistem interkoneksi) yang memadai baik antar wilayah Norwegia yang berbeda maupun antara Norwegia dengan negara tetangga dalam system interkoneksi anatar negara. Dalam operasi sistem tenaga listrik PLTA merupakan pembangkit energi terbarukan yang secara operasi tidak sulit untuk dikendalikan guna memenuhi kebutuhan pelanggan (permintaan/demand) dengan kombinasi stabilitas, fleksibilitas, dan biaya produksi yang lebih rendah bila disbanding dengan pembangkit listrik yang bersumber dari batubara/ minyak/gas .
PLTA dapat memberikan kontribusi besar kebutuhan pelanggan/masyarakat yang berkelanjutan dan menjadi pelopor dalam mewujudkan nol karbon, serta Norwegia memiliki salah satu jejak karbon terkecil di dunia. Pembangkit listrik tenaga air juga menawarkan manfaat non-listrik dalam bentuk waduk serbaguna, infrastruktur yang lebih baik, peningkatan ketersediaan air bersih, dan banyak lagi.