By Suryo SOLARENERGI.ID Teknologi penyimpanan baterai sangat penting untuk mempercepat transisi energi setidaknya sebagai upaya mengurangi konsumsi bahan bakar minyak dan batubara mengingat penggunaan penyimpanan baterai pada grid sudah mulai diterapkan meski belum banyak karena dalam perencanaan sistem operasi tenaga listrik penggunaan penyimpan energi listrik dari baterai memiliki konsekuaensi biaya investasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan menyediakan mesin pembangkit dalam kapasitas produksi yang sama.
Namun seiring dengan kemajuan teknologi baterai dan teknologi yang bersumber dari pembangkit intermittent seperti dari matahari dan angin, maka kolaborasi tersebut terhadap sistem operasi sistem tenaga listrik terutama pada daerah isolated (yang pasokan bahan bakar minyak untuk pembangkit mengalami kesulitan pengiriman) akan meningkatkan produktivitas operasi sistem tenag listrik yang ada dan pembangkit yang bersumber dari matahari dan angin akan maksimal pemanfaatnnya bagitu juga dapat memperbaiki kualitas pasokan listrik ke pelanggan.
Meskipun harus dibayar dengan harga investasi yang lebih tinggi namun mampu menekan konsumsi bahan bakar minyak atau batubara sehingga emisi gas karbon dioksida ke atmosfir juga semakin berkurang, dengan demikian keberadaan sistem penyimpanan energi (station battery) menjadi solusi penting dalam mempercepat proses transisi energi menuju optimalisasi energi bersih.
Penyimpanan baterai, atau sistem penyimpanan energi baterai (Battery Energy Storage System/BESS), adalah perangkat yang memungkinkan energi dari energi terbarukan seperti matahari dan angin hasil produksi listriknya disimpan dalam baterai (charging battery)dan kemudian dialirkan ke pelanggan bahkan ketika radiasi pancaran matahari sangat rendah atau saat matahari terbenam hingga pagi hari, atau saat kecepatan angin lebih kecil tidak mampu memutar turbin angin listrik masih bisa dialirkan ke pelanggan dengan menggunakan energi yang tersimpan di dalam BESS.
“Teknologi penyimpanan baterai memiliki peran penting dalam memastikan rumah dan bisnis dapat ditenagai oleh energi hijau bahkan ketika matahari tidak bersinar, atau angin berhenti bertiup.”
Para peneliti dibidang pembangkit listrik turbin angin dan panel surya belum puas dengan energi yang dihasilkan apabila hanya digunakan untuk sistem on-grid mengingat keandalan pasokan masih sangat tergantung pada sumber radiasi pancaran matahari yang ditangkap oleh panel surya dan kecepatan angin yang digunakan untuk memutar turbin angin padahal pelanggan mengharapkan listrik tersedia secara kontinyu maka hasil kolaborasi kedua jenis pembangkit intermittent tersebut dengan BESS menjadi solusi yang diharapkan mampu merubah penyediaan energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan.
Komentar