By Citra SOLARENERGI.ID – Energi primer Indonesia saat ini didominasi oleh bahan bakar fosil, yang berkontribusi sekitar 87,8 persen dari total energi primer, dan pembakarannya berdampak pada perubahan iklim. Maka dari itu, transisi energi adalah keniscayaan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, di samping itu Pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan transparansi data dari kegiatan industri ekstraktif, yakni industri minyak dan gas bumi (Migas) serta mineral dan batubara (Minerba), karena Industri ekstraktif sangat kental dengan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang intensitas karbonnya cukup tinggi, jadi harus bersama-sama untuk mengkomunikasikan.
Dikutip dari laman esdm.go.id, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, seluruh pemangku kepentingan harus membangun komunikasi untuk memaksimalkan pemanfaatan industri ekstraktif.
“Pentingnya Transparansi Industri Ekstraktif dalam Pembangunan Berkelanjutan Rendah Karbon,” ujar Agus pada Dialog Kebijakan Tematik.
Transisi energi dinilai akan mengubah wajah industri ekstraktif dan perubahan tersebut akan berdampak kepada seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha, hingga masyarakat.