By Suryo, SOLARENERGI.ID – Sel bahan bakar adalah perangkat yang mengambil energi kimia, dalam bentuk hidrogen, dan mengubahnya menjadi listrik yang dapat menggerakkan motor listrik, seperti baterai namun bukan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Jadi mobil bertenaga hidrogen ditenagai dengan motor listrik bukan mesin pembakaran internal.
Meskipun kedua jenis mobil tersebut membantu mengurangi polusi kendaraan dan membuka jalan menuju lingkungan yang lebih bersih dan hijau tetapi prinsip kerjanya sama sekali berbeda.
Bagaimana cara kerjanya? Pertama, hidrogen yang disimpan dalam tangki (yang berdinding tebal dan telah diuji coba, dan biasanya diletakan dibawah jok belakang) dicampur dengan udara dan dipompa ke dalam sel bahan bakar.
Di dalam sel terjadi reaksi kimia mengekstrak elektron dari hidrogen, selanjutnya proton hidrogen yang tersisa bergerak melintasi sel dan bergabung dengan oksigen dari udara untuk menghasilkan air. Sementara elektron menghasilkan listrik, yang mengisi baterai penyimpanan kecil yang digunakan untuk menggerakkan drivetrain listrik (seperti pada kendaraan listrik).
Inilah sebabnya mengapa kendaraan hidrogen disebut Kendaraan Listrik Sel Bahan Bakar (FCEV).
Sehingga apa yang menjadi perbedaan terbesar antara FCEV dan BEV, dan ternyata perbedaannya ada pada sumber listriknya.
Mobil listrik atau BEV (Baterry Electric Vehicle) berjalan dengan baterai yang diisi listrik (yang memungkinkan diisi dari panel surya). Tapi mobil bertenaga hidrogen menghasilkan listrik dari proses reaksi kimia yang mengekstrak elektron dari hidrogen didalam sel bahan bakar.
Jadi sel bahan bakar memiliki pembangkit listrik skala micro yang mampu menggerakkan motor listrik selama hidrogen tersedia di dalam sel.
Sebuah mobil hidrogen juga memiliki baterai onboard untuk menyimpan listrik yang dihasilkan oleh sel bahan bakar, dan biasanya sel bahan bakar langsung menggerakkan motor listrik.
Beberapa perusahaan sedang mengerjakan kendaraan hidrogen. Saat ini, ada dua model mobil di Australia – sedan Toyota Mirai (dan generasi kedua Mirari), SUV Hyundai Nexo, Mitsubishi Fuso, dan Honda Clarity.
FCEV secara signifikan lebih cocok untuk transportasi tugas berat, baik untuk perjalanan jarak jauh maupun untuk kendaraan dengan beban berat. Hal ini dengan alasan bahwa sel bahan bakar memiliki kepadatan energi yang jauh lebih tinggi daripada baterai, sehingga tangki hidrogen bisa jauh lebih kompak dan lebih ringan daripada baterai yang terisi penuh.
Hidrogen yang dibuat tanpa menggunakan bahan bakar fosil — merupakan bahan bakar potensial di masa depan. Ini adalah sumber energi bersih yang dapat membantu kita mencapai masa depan tanpa emisi bersih.